SINGAPURA - Singapura adalah wilayah perlintasan. Sejak dulu, negeri singa emas ini menjadi pintu gerbang lintas dagang dunia. Rute dagang Timur - Barat pasti melewatinya. Proses pertemuan diakhiri dengan pencampuran budaya lokal dengan kaum pendatang. Sentuhan-sentuhan ini dapat kita lihat dalam aneka sajian khas Singapura.
Hidangan Singapura banyak dipengaruhi masakan Cina dan India. Wajar saja, sebab bangsa banyak dipengaruhi dari nenek moyang mereka yang berasal dari daerah pelosok kedua wilayah tadi. Para pendatang ini kebanyakan bekerja sebagai pengrajin atau pekerja.
Saat ini, bila ditanya apa hidangan nasional Singapura, warga negeri Lee Kwan Yew ini sepakat menunjuk Chili Crab dan Black Pepper Crab. Konon, masakan pertama lahir dari tangan koki jempolan. Ceritanya, pada 1950-an Madam Cher Yam Tian membuat resep untuk menghidangkan kepiting segar. Bersama suaminya , Mr. Lim Choon Ngee, Madam Cher mendirikan warung makan yang selalu menghidangkan kepiting laut di pinggir pantai.
Warung makan milik mereka buka tiap hari, dari subuh sampai larut malam. Penerangan saat itu hanya dilengkapi dengan lampu minyak tanah. Seiring perkembangan zaman, lokasi berjualan Madam Cher dan Mr Lim sudah berubah. East Coast Seafood Centre telah disulap menjadi restoran-restoran modern yang menyajikan menu Chili Crab setiap malam.
Bila menelisik tampilan Chili Crab, rasanya tak berbeda saat kita menyantap hidangan sejenis di Indonesia. Sajian ini mengingatkan kita pada kepiting saus padang. Kuah panas yang melumuri badan kepiting terbuat dari cabai merah, saus tomat, telur dan daun bawang. Menikmati kepiting memang paling sedap dengan menggunakan tangan. Daging putih yang terselip di antara capit dan cangkang keras menjadi petualangan tersendiri. Agar memudahkan kita, sang koki biasanya sudah memberi keringanan. Bagian yang keras sudah dihancurkan.
Para penggemar kuliner lokal, paling senang menyantap kepiting pedas ini dengan potongan French bread atau Mantou (roti Cina). Mereka pun tak ketinggalan memesan kepiting lada hitam (black pepper crab). Kabarnya, menu ini terkenal sejak 1980-an. Meski pada awalnya, tak banyak orang yang mau mencicipi hidangan ini. Lama-kelamaan, aroma pedas dan tajam yang berasal dari perpaduan merica hitam, merica putih, garam dan bawang putih itu berhasil merebut lidah penggemar kuliner.
Sajian nasional Singapura lainnya, nasi ayam Hainan. Menu ini juga diadaptasi dari Hainan, Cina. Sejak 60 tahun silam, pendatang dari negeri Cina membawa menu ini. Lewat sentuhan lokal dan perubahan, hidangan ini diangkat menu nasional. Di negeri kita, menu ini juga mudah ditemukan. Pergi saja ke restoran bercita rasa Mandarin, dan kita menemukan menu ini terselip di antara sederet menu lainnya.
Nasi ayam Hainan banyak digemari orang. Kelezatan yang menggoda selera dimunculkan dari kaldu ayam dan bumbu-bumbu spesial yang menjadi bahan dasar nasi hainan. Sebagai pelengkap, ayam kukus atau ayam panggang dapat menjadi pilihan yang asyik. Bila doyan pedas, sambal lokal tinggal dicocol.
Pusat Jajan
Dari perhitungan terakhir, terdapat lebih kurang 120 pusat jajanan dan 16.000 kios yang tersebar di Singapura. Negeri kecil dengan lokasi jajan sebanyak itu. Kenapa tidak, maklum orang Singapura doyan makan dan jajan. Tiap kali merasa lapar, mereka beramai-ramai mendatangi kedai makan terdekat.
Menjelajahi pusat jajan Singapura sungguh menarik. Pusat jajan biasanya ditemukan di dekat perumahan dan selalu bergandeng dengan pasar basah. Dinamakan demikian, sebab pasar ini memang betul-betul selalu berair lantainya. Air di lantai pasar bersumber dari balok es untuk mengawetkan hasil dan semprotan air untuk menghilangkan kotoran, sisa daging dan sayuran.
Tiap kios di pusat jajan ditandai dengan papan kecil bersimbol: A, B, C dan D. Tiap simbol itu mengandung makna berupa tingkat kebersihan yang berbeda. Simbol A berarti yang paling bersih.
Biasanya pusat jajan dibanjiri pengunjung, disarankan untuk mencari tempat terlebih dahulu sebelum memesan menu favorit. Jangan malu bertanya kepada sesama pengunjung, apakah dia mau berbagi tempat. Ini merupakan sesuatu yang lazim di Singapura.
Ada beberapa pusat jajan yang namanya cukup terkenal. Pertama, Maxwell Food Centre. Pusat jajan ini sudah ada sejak 60 tahun lalu. Berada di pusat Chinatown atau pecinan. Ada lebih dari 100 kios makanan di sini, menjual segala macam hidangan favorit Singapura. Kedua, Lau Pa Sat. Ini tempat bersejarah tinggi. Lau Pa Sat artinya pasar tua dalam bahasa Cina. Bangunannya berlapiskan besi ornamental dari zaman Victoria yang terbesar di Asia Tenggara dan dibangun pada 1894. Lau Pa Satter dapat di pusat kawasan bisnis elite dan buka 24jam. Kita dapat memesan sajian lokal hingga masakan Mediterania.
Berikutnya, Newton Food Centre. Tempat ini didirikan pada 1971. Awalnya, lokasi ini digunakan untuk menampung pedagang keliling yang berjualan di kedai-kedai pinggiran jalanan seputar daerah Orchard Road. Semua kios yang berjumlah 88 buah itu ditampung secara unik dalam empat bangunan berbeda. Ada juga tempat tertutup untuk beberapa meja.
Pilihan lain, ada Zion Riverside Food Centre. Inilah tempat makan yang menjual suasana pinggir sungai yang romantis. Pusat jajan yang dibangun dalam abad modern ini memang bisa jadi andalan, bersih, nyaman dan penuh gaya dengan sebelah pinggir Kanal Alexandra yang menyambung dengan Sungai Singapura.
Kalau mau sentuhan angin laut, silakan pergi ke East Coast Lagoon Food Village. Tempat inilah yang menghadap ke pantai dan tersentuh lembutnya angin laut. Tempat ini menjadi favorit bagi para penggemar piknik dan olahraga lari. Di sini, laksa dan sajian satay adalah yang paling sering dipesan. Jadi, Anda mau coba kedua menu itu?
Sumber : sinarharapan
Lihat juga :
nelayan restoran
laguna
table8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar