Jakarta - Di ujung Jalan Cikini Raya, tidak jauh dari gedung Kantor Pos berarsitektur djadoel yang masih cukup terawat, ada satu deretan ruko bertingkat dua yang tidak kalah djadoel. Sudah lama saya bermimpi bahwa deretan ini akan dipugar oleh Pemerintah DKI dan dikonversi menjadi pre-theater dining zone.
Sebelum menonton berbagai pentas di Taman Ismail Marzuki, orang dapat makan malam dengan nyaman di sini. Sesudah pentas, mereka pun dapat kembali di sini untuk santai ngopi dan kongkouw. Supaya mirip seperti pre-theater dining zone di sekitar Broadway, New York City.
Untungnya, sebagian ruko itu kini memang sudah diubah menjadi tempat-tempat makan maupun nongkrong yang cukup cozy. Setidaknya, sudah ada tiga tempat untuk ngopi di situ. Pendahulunya adalah Bakoel Koffie yang legendaris, sedangkan yang terbaru adalah Dua Nyonya.
Dua Nyonya - konon karena memang dimiliki oleh dua orang nyonya yang cukup high profile - sebenarnya adalah sebuah butik batik yang disekat sebagian untuk menjadi rumah makan dan warung kopi. Sambil menunggu makanan disiapkan, kita bisa tengok-tengok ke butik yang menjual berbagai busana batik menarik.
Tempatnya kecil, ditata apik, sehingga terasa cozy. Hidangannya pun terfokus pada beberapa jenis masakan Indonesia. Semuanya dengan harga yang terjangkau.
Hidangan pembukanya - atau bisa juga dipesan sebagai cemilan makanan ringan untuk mendampingi minuman panas maupun dingin - antara lain adalah: tahu kipas, tempe mendoan, bakwan jagung, martabak mini, tahu petis, dan kentang goreng. Semuanya dalam kisaran harga Rp 15-20 ribu saja.
Hidangan utamanya terfokus pada individual platter dengan nasi sebagai karbohidrat. Ada nasi bakar dengan lauk dendeng batokok, ikan asin cabe hijau, atau peda daun melinjo dengan harga sekitar Rp 30 ribu.
Nasi rames, nasi ayam padeh, nasi rawon, nasi ayam woku, dan berbagai paket nasi dan lauk rata-rata berharga Rp 30 ribuan. Nasi ramesnya cukup mengesankan. Disajikan dengan tempe mendoan, ayam goreng kremes, sate udang, sayur lodeh, krupuk, dan sambal trasi goreng yang sungguh nendang.
Bila datang bersama beberapa teman dan memilih "makan tengah", pilihannya adalah ikan bakar, gado-gado, tumis tauge atau kangkung yang dapat di-share bersama. Pilihan lain adalah nasi goreng, spaghetti bolognaise, atau mi ayam. Hidangan termahal di sini adalah sop buntut (Rp 50 ribu), sesuai dengan harga bahan pokoknya yang memang mahal.
Sajian kopi Dua Nyonya memang belum dapat mengalahkan tetangganya dalam konteks keragaman. Tetapi, setidaknya, di sini ada pilihan kopi single origin dari Jawa, Lampung, dan Toraja. Bukan hanya kopi tubruk, di sini pun Anda dapat memesan berbagai seduan kopi, seperti: espresso, macchiato, cappuccino, dan lain-lain.
Supaya orang dapat berlena-lena sambil minum kopi, Dua Nyonya juga menyediakan fasilitas WiFi gratis. Mau berselancar di Internet, buka dan kirim surel, atau Twitter-an? Monggo. Jangan lupa pesan pisang bakar, singkong goreng, atau serabi, supaya makin asyik nongkrong di sini. Pilihan makanan ringan lainnya adalah berbagai jenis pempek (adaan, lenjer, kapal selam) yang boleh tahan.
Dua Nyonya
Jl. Cikini Raya 27
Jakarta Pusat
Sumber : detikfood
Lihat juga :
cofee bean
starbucks
the cafe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar