Mencari tempat tongkrongan yang menyenangkan di wilayah Bekasi tidaklah sesulit yang dikira, namun juga tidaklah terlalu gampang untuk mendapatkan yang bisa memberikan suasana menyenangkan sekaligus berkesan. Dengan semakin banyak berdirinya pusat perbelanjaan di Bekasi yang memberikan fasilitas wisata belanja keluarga otomatis bertambah pula food court atau kafe dan kedai makan sebagai tempat tongkrongan atau meeting point.
Memang tempat makan baik itu resto besar hingga kafe atau bahkan warung kaki lima yang menyajikan nasi kucing sekalipun tetap saja bisa menjadi tempat menarik untuk rendezvous maupun sekadar nongkrong. Sekarang tinggal bagaimana kita memilih yang paling sesuai dengan seera dan gaya hidup kita.
Bila kita ingin mencoba tempat untuk hang around bersama teman atau kolega kita dan kebetulan ketebalan isi dompet bisa jadi kendala, maka penjelajahan ke pusat perbelanjaan modern di Bekasi bisa jadi alternatif. Karena memang tidak selalu kafe atau mini resto di dalam pusat wisata belanja membutuhkan kocek tebal. Contohnya adalah sebuah kafe bergaya semi modern dan minimalis dengan sajian bergaya Eropa yang bernama Brazillian Chuross & Coffee.
Meskipun pada awalnya memiliki interior desain yang sedikit "menakutkan" buat mereka yang datang berkunjung ke Bekasi Square, akhirnya sang pemilik kafe bergaya Brazil ini merubah konsep desain interiornya menjadi lebih sederhana dan membuang beberapa ornamen yang berkesan mewah. Eddy, lelaki kelahiran Jakarta, tanggal 16 Januari 1979 ini mengakui bahwa dirinya memang termotivasi oleh ide dari ayahnya untuk membuka kafe yang bernuansakan makanan dari negeri pemenang 5 kali piala dunia sepakbola ini.
Begitu ayahnya memintanya untuk membuat kafe yang menyajikan makanan khas Brazil, Eddy langsung menerimanya. Kebetulan sekali ide ayahnya itu belum banyak cafe yang serupa. Dia pun melakukan survey melalui internet, dan ternyata didapatinya hanya ada satu dua cafe makanan khas Brazil. Itupun adanya di Jakarta, belum ada sama sekali di wilayah Kota Bekasi.
Eddy pun akhirnya membulatkan tekad untuk mempelajari menu-menu makanan dari Brazil. Chuross pun sebagai pilihan. Eddy beranggapan bahwa menu pastry chuross bisa disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Dia pun segera mempelajari secara total melalui internet tentang sajian lezat chuross. Demi melengkapi penelitiannya, lelaki lajang dengan tinggi 180 cm ini rela mencari beberapa tempat yang menyajikan makanan khas Brazil. "Hanya ada satu tempat di Jakarta yang menyajikan chuross. Namun saat sudah mencobanya, sepertinya saya harus memodifikasinya agar pas dengan lidah orang kita," papar lelaki berkulit bersih ini.
"Kebetulan minuman seperti kopi Brazil dikenal banyak para penggemarnya. Bila kopi Brazil yang asli lumayan pahit rasanya. Maka saya harus mencoba membuat minuman kopi di kafe saya dengan rasa yang lebih tawar dan pas dengan selera kita," imbuh lelaki yang pernah buka beragam usaha mulai dari warnet, konsultan pendidikan ke laur negeri hingga bisnis sepatu sisa ekspor.
Hasil jerih payah penelitiannya ternyata tak sia-sia. Eddy akhirnya berhasil mendapatkan cara membuat sajian khas Chuross dan olahan beberapa sajian kopi. "Sampai saya harus belajar bagaimana menyajikan aneka olahan kopi, dan hampir saja jadi barrista," ungkapnya tertawa.
Sepertinya akan lebih fair, bila kelanakuliner mencicipi keunggulan sajian dari Brazillian Chuross & Coffee. "Anda mau coba chuross yang manis atau gurih sebagai toppingnya?", tanya Eddy memberikan pilihan. Sepertinya Chuross yang gurih atau asin sangat mengundang selera, sedangkan minuman Coffee Latte dengan biji kopi Brazil sebagai pendampingnya.
Chuross yang ada di Jakarta kebanyakan adalah chuross yang didatangkan dari California atau chuross khas Mexico. "Chuross-nya kebanyakan lebih keras disajikan dengan sedikit pilihan topping dan cenderung terasa gurih asin," ungkap anak bungsu dari 3 bersaudara ini. Sajian Chuross di tempat yang berlokasi di lantai 1 Bekasi Square ini memang lebih lunak dan rasanya biasanya lebih manis seperti kue lidah kucing dengan lunaknya nyaris mirip cakwe. "Tapi nggak selunak itu lah!" jelas seorang pelanggan pada lain kesempatan.
Biar sedikit berbeda dengan coffee shop di manapun, Eddy mencoba membeli alat press kopi tradisional dari Jerman. "Sebenarnya sudah banyak kafe yang menggunakan frenchpress. Alat ini memang memberikan hasil sensasi rasa kopi yang agak kental tapi tidak terlalu pahit. Tidak seperti alat modern penggiling kopi listrik yang terkadang membuat kopi jadi terasa terlalu hambar," ungkap Eddy. Dengan peralatan penggiling kopi klasik yang kurang efektif atau peralatan modern yang terlalu mahal baginya dirasa belum pas dengan usahanya yang baru.
Biarpun begitu, secangkir kopi yang disajikan oleh Eddy memang terasa pas nikmatnya dan mantap sehabis menyantap Chuross dengan topping salad jagung dan daging cincang. Rasa pahit kopinya begitu pas dan tidak terlalu. Sedangkan churossnya lebih manis dan empuk. Pokoknya mantap buanget. Semua kenikmatan rasa di lidah itu semakin lengkap dengan interior desain yang cozy dan nyaman buat berlama-lama nongkrong di cafe Brazillian Chuross & Coffee . Ada beberapa pasangan yang sedang menikmati menu sajian serupa di sore itu. Sepertinya mereka memang benar-benar menikmati semua yang ada.
Bila Anda tertarik bukan saja menikmati lezatnya chuross dengan berbagai pilihan rasa, di Brazillian Chuross & Coffee tapi juga minum kopi bersama kolega atau pasangan Anda, silakan kunjungi Bekasi Square Lt UG No 181. Tak perlu kuatir kehabisan tempat, di Brazillian Chuross & Coffee yang buka setiap hari ini mempunyai daya tampung sedikitnya 80 pengunjung dan buka dari jam 10.00 sampai dengan jam 23.00 wib. Brazillian Chuross & Coffee juga membuka cafe serupa di kantin kampus Universitas Tarumanegara.
*mutiaraalamresto
coffee bean, nelayan restoran, loewy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar