Pages

WELCOME TO MY BLOG

Senin, 11 Oktober 2010

Nasi Goreng Khas Indonesia Go International

NASI goreng bukan hanya identik dengan masakan Indonesia. Lebih dari itu, nasi goreng berhasil menjadi ikon negara yang namanya sudah terkenal di khalayak mancanegara, utamanya di ajang “World Expo Shanghai China 2010”.

Untuk menampilkan cita rasa Indonesia yang sesungguhnya dan mengenalkannya kepada masyarakat Internasional, diadakanlah perlombaan memasak nasi goreng yang berlangsung pada Sabtu (2/10) lalu di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Bukan tanpa alasan pihak penyelenggara mengadakan perlombaan ini, pasalnya di “World Expo Shanghai China” (WESC) 2010 yang berlangsung sejak 1 Mei hingga 31 Oktober tersebut nasi goreng cita rasa Indonesia mendapat respons yang amat positif dari pengunjung pameran yang berasal dari berbagai bangsa.

Terbukti, dalam sehari sedikitnya nasi goreng khas Indonesia yang disajikan dengan telur dadar dan sebuah sate ayam ini selalu laris manis terjual sebanyak 700 porsi. “Sampai saat ini nasi goreng yang kami tawarkan di Paviliun Indonesia sudah terjual sebanyak 67.000 porsi,” kata Hesti Indah Kresnarini dari Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional.

Animo besar dari pengunjung WESC 2010 terhadap nasi goreng cita rasa Indonesia membuat panitia pelaksana semakin kuat untuk mengenalkan kekayaan kuliner Indonesia lewat nasi goreng. Acara ini bekerja sama dengan majalah Femina yang telah mempunyai pengalaman selama 38 tahun di dunia kuliner lewat kekuatan Dapur Uji Femina.

“Rupanya acara ini banyak menarik perhatian pembaca. Kami menerima 101 resep nasi goreng. Setelah melalui tahap penjurian internal, maka resep yang lolos sebanyak 16 buah. Dari 16 ini lalu dilakukan penjurian kembali yang meliputi rasa, penyajian, dan keakuratan resep bercita rasa Indonesia. Terpilihlah enam finalis,” kata Pemimpin Redaksi Majalah Femina Petty S Fatimah.

Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu dalam sambutannya mengatakan, sebenarnya ide membuat perlombaan nasi goreng ini berasal dari Presiden. “Untuk mengenalkan Indonesia, maka kami harus menampilkan masakan khas kita, tapi hal ini sekaligus yang membuat kami bingung untuk memilih makanan yang berciri khas Indonesia. Akhirnya Presiden memutuskan memilih nasi goreng,” kata Marie yang juga menjabat sebagai ketua Panitia Pelaksana Keikutsertaan Indonesia di WESC 2010.

Acara lomba memasak pun berlangsung cukup meriah. Ada enam finalis yang terpilih dengan mengangkat jenis masakan masing-masing, yakni Arsita Laksmi dengan nasi goreng ikan pe, Meriana Wati yang menampilkan nasi goreng ebi pete, Sri Wahyuni dengan nasi goreng mengkudu jamur, Anak Agung Putri Wardani yang menampilkan nasi goreng putri Bali, nasi goreng kencur ditampilkan oleh Lusiana, dan Septa Yustiana yang menyajikan nasi goreng otok owok.

Menurut pakar kuliner Hiang Marahimin, masing-masing peserta mempunyai kesempatan untuk menjadi pemenang. Sebab, mereka berhasil menampilkan resep yang unik dan amat mencirikan Indonesia.

“Apalagi bahan-bahan yang digunakan untuk membuat nasi goreng sangat Indonesia sekali dan tidak pernah ditemukan dalam membuat nasi goreng sebelumnya,” tutur Hiang.

Dikatakan Hiang, nasi goreng sebenarnya merupakan masakan asli Indonesia yang terbilang praktis dimasak. Meski terbilang sederhana untuk membuatnya, namun untuk mendapatkan hasil atau rasa yang sempurna tidaklah mudah. “Ini yang membuat nasi goreng menjadi spesial,” sambung Hiang.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat nasi goreng, sebut saja nasi tidak boleh lembek dan teknik memasak. Pengaturan besar-kecilnya api ketika memasak dan bumbu-bumbu yang ditambahkan, dapat membuat rasa nasi goreng semakin enak.

Salah satunya dengan menggunakan terasi misalnya. Nasi goreng Indonesia sendiri bisa dibedakan dengan nasi goreng negara lain, misalnya nasi goreng Chinese menggunakan kecap asin. Sedangkan Indonesia di samping menggunakan terasi, juga kecap manis, kemiri, maupun sereh. Nah, kecap manis ini asli dari Indonesia, satu lagi penganan yang boleh dibanggakan masyarakat kita.

Namun dalam rangka proses penilaian, maka juri pun memiliki kriteria sendiri dalam menilai. Di antaranya rasa, keterampilan memasak, kebersihan dan kerapian, keindonesiaan, dan penampilan. Faktor keindonesiaan ini penting mengingat nasi goreng tersebut nantinya akan ditampilkan di lingkup internasional.

Dalam acara tersebut hadir pula Chef Adhika Maxi yang sudah malang-melintang di dunia kuliner termasuk di luar negeri. Adhika mendemokan dua hidangan penutup yang merupakan perpaduan antara fusion Indonesia-China, yakni eggtart dan pudding soya sirup jahe vanili. Adihka pun mempersilakan para pengunjung untuk bertanya seputar pembuatan kedua dessert tersebut, termasuk memberikan beberapa tips dan trik kepada ibu-ibu dalam membuat pastry.



Sumber : okefood
nelayan restoran, tamani, marzano

Tidak ada komentar:

Posting Komentar