Tak jarang aroma makanan, ikut menentukan dimana Anda memutuskan untuk bersantap sekaligus meningkatkan selera makan. Namun, penelitian mengungkap aroma tersebut sebenarnya merupakan bagian dari polusi. Bagaimana mungkin?
Aroma masakan yang memikat dari restoran sebenarnya merupakan tipe dari polusi udara yang bisa berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, demikian diungkap peneliti asal Amerika Serikat (AS).
Beragam jenis gas dan partikel yang sangat kecil berada didalam aroma yang dikeluarkan masakan, menurut Deborah Gross dari Cerleton College.
"Sementara bau masakan bisa membuat Anda berselera makan, namun sebenarnya hal itu merupakan gas emisi dari proses makanan yang keluar melalui udara yang kemudian kita hirup," ujarnya dalam sebuah rilis.
Deboran dan tim peneliti kemudian mengukur partikel aerosol saat memasak makanan secara komersial di restoran, seperti pizza di oven, kemudian steak di alat pemanggang, burger di atas wajan serta memasak diatas bara kayu.
Tingkat emisi tertinggi berasal dari masakan berlemak yang dimasak dengan panas tinggi, terutama dari bara api yang terbuka seperti memasak burger dari sebuah pemanggang yang bisa dipindahkan.
Dari setiap 1.000 pon burger yang dimasak, sekitar 25 pon emisi dikeluarkan. Sementara itu, dari 1.000 pon pizza yang dimasakan, dikeluarkan sekitar 3 pon emisi.
Beberapa jenis minyak justru dapat meningkatkan emisi dari masakan. Misalnya, 1.000 pon ayam yang dimasak dengan minyak kacang-kacangan, terdapat 45 pon emisi yang dikeluarkan.
Penelitian jenis itu kemudian diharapkan dapat memberikan pedoman mengenai metode yang terkait dengan kontrol emisi masakan, ujar peneliti.
"Tidak hanya emisi itu mengganggu kualitas udara, namun hal itu juga mengandung zat kimia berbahaya yang berisiko karsinogen yaitu pemicu kanker," tutur Deborah.
*republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar