Pages

WELCOME TO MY BLOG

Senin, 01 November 2010

Udang kipas goreng balado petai


Padang - Sekarang, setiap kali berkunjung ke Padang, ada satu lagi tempat yang tidak akan saya lewatkan. Tempatnya sederhana, harganya pantas, dan kualitas masakannya patut diacungi dua jempol.

Warung sederhana ini letaknya di pinggir aliran sungai yang membentuk muara menuju ke Samudra Indonesia di sisi Barat Padang. Sebuah jembatan gantung yang elok baru saja selesai dibangun, untuk menghubungkan sisi yang satu ke kampung di seberang sungai. Warungnya berkonstruksi kayu, dengan tiga meja besar yang dikelilingi bangku-bangku kayu. Para tamu harus berbagi meja besar dengan tamu-tamu yang lain dalam suasana komunal yang akrab.

Sajian utama Djoni adalah seafood, khususnya: ikan, udang, cumi-cumi. Tidak ada kepiting yang harganya mahal. Tidak ada ayam ataupun sapi. Artinya, bila Anda alergi seafood, di sini hanya ada tahu/tempe goreng, telur dadar, pete bakar/goreng/rebus, dan tumis tauge/kangkung. Too bad!

Masakan juara di sini adalah udang kipas goreng balado petai. Udang kipas adalah udang laut yang bentuknya lebar sebesar telapak tangan. Udang ini dibelah dua – agar nanti mudah mengambil dagingnya untuk disantap - kemudian digoreng dengan bumbu minimalis. Sambal balado petai disiramkan di atas udang kipas goreng. Hmm, mak nyuss polll! Daging udangnya lembut, manis, nyakrek (succulent). Bagi saya, daging udang kipas yang lembut dan mulus ini jauh lebih enak daripada lobster yang mahal dan unpredictable kualitasnya.

Seekor udang kipas rata-rata beratnya 200-400 gram. Per 100 gram dihargai Rp 6 ribu saja. Artinya, seekor udang kipas berukuran sedang (250 gram), harganya hanya Rp 15 ribu per ekor. Bila makan berombongan, cukup memesan satu ekor untuk setiap orang. Bila rombongan Anda besar, telepon dulu untuk memesan udang kipas yang persediaannya selalu paling cepat habis. Bila malam ini habis, datang lagi esok hari sampai Anda mencicipinya. Pokoknya, jangan meninggalkan Padang sebelum Djoni berhasil menghidangkan udang kipas sambal balado petai ini.

Hidangan lain andalan Djoni adalah ikan bakar santan. Ikannya dapat dipilih dari berbagai ikan laut yang tersedia, antara lain: kakap, kerapu, kuwe, pari, dan lain-lain. Ikan utuh dibakar, lalu menjelang matang dilumuri tebal-tebal dengan saus santan kental berwarna jingga yang gurih dan legit, kemudian dibakar lagi. Sajian khas top markotop yang jarang dijumpai di tempat lain. Tidak hanya unik, tetapi juga istimewa. Satu ekor kerapu yang cukup besar untuk dimakan berempat dihargai sekitar Rp 60 ribu.

Djoni/Kun juga menyediakan berbagai olahan seafood lainnya. Semua jenis seafood juga dapat dimasak pangek, digoreng, dikukus, atau dimasak tauco. Saya harus mengakui bahwa rumah makan ini punya kualitas masakan di atas rata-rata. Tidak kalah dengan seafood restaurant Jakarta yang mana pun. Inilah tempat yang saya rekomendasikan untuk makan seafood di Padang. Djoni pun lihai menampilkan segala jenis masakan untuk mengolah seafood. Cumi-cumi goreng tepungnya saja pun ajib. Pokoknya, whatever you choose, you can’t go wrong.

*detikfood

Tidak ada komentar:

Posting Komentar