Dalam hitungan menit, menu ini sudah tersaji. Meski tampilannya sederhana, rasanya boleh dicoba. Dagingnya empuk begitu dikunyah dan terasa gurih, pas dengan paduan muatan-muatan yang diracik sebelumnya. Dennis menjelaskan bahwa daging sapi wagyu itu versi Amerika dari daging sapi Kobe, Jepang. "Jadi tekstur dagingnya sangat tender (lembut)," kata Misfud di dapur Pacific Restaurant & Lounge, Jakarta, Selasa lalu.
Menu pembuka berikutnya dari koki yang pernah memasak buat musisi Bob Dylan ini adalah Lobster Chili Lime Leaf Broth. Lobster ini dicampur dengan sejenis beras dari Italia yang disebut risotto dan bayam. Tentunya suapan pertama yang masuk ke mulut saya adalah potongan daging lobsternya.
Wah, ternyata dagingnya berasa sedikit manis dan mudah dikunyah. Bumbunya pun cocok dengan lidah saya. Tapi nasi risotto-nya enggan saya habiskan karena ukurannya yang besar-besar.
Menurut Martin Newbery, Direktur Regional Indonesia Trade Office, pemerintah Australia Barat, ini adalah jenis lobster yang hidup di air dingin, berbeda dengan lobster Indonesia yang hidup di iklim tropis. Maka dagingnya terasa lebih padat dan halus. "Sementara lobster tropis dagingnya lebih berlemak," ujar Martin, yang ikut nimbrung dalam jumpa media.
Selanjutnya adalah sajian menu utama: Margaret River Beef Striploin Medallion. Hidangan ini benar-benar jawara. Aroma daging sapinya harum, teksturnya indah nan kenyal. Dagingnya dibuat medium oleh Dennis, tak matang dan tidak juga mentah. Ada rasa gurih yang enak dan cocok di lidah. Striploin adalah daging yang membungkus bagian tenderloin. Lebih lembut dari sirloin, tetapi lebih keras dari tenderloin.
Kemudian dua menu terakhir adalah Doper Lamb Double Lamb Cutlet. "Untuk ukuran domba, dagingnya tidak bau," ujar Manajer Hubungan Masyarakat The Ritz Carlton Dewi Damayanti, yang mencicipi. Menurut dia, yang paling berasa adalah bumbu pedasnya yang masuk ke dagingnya. Adapun untuk menu penutup, Peach Polenta Cake, Dewi memberi dua jempol. "Kue bolu dari bahan jagungnya sangat lembut."
Semua sajian itu berasal dari buah karya Dennis. Sang koki berasal dari bar dan restoran terkenal, Wino's, di Margaret River, Australia Barat. Daerah itu terkenal akan kualitas serta produk anggurnya yang beraneka ragam. Dan kualitas truffle dan minyak zaitun yang biasanya disajikan bersama dengan anggurnya.
Koki yang berwajah mirip aktor pemenang Oscar, Javier Bardem, ini telah melanglang buana ke Asia Tenggara, Eropa, dan Australia. Pada awal 1990-an, ia membangun usaha tata boga di luar daerah Wangaratta, Victoria, Australia. Kini usahanya menjadi populer sehingga mendapat penghargaan dari berbagai program memasak di Australia. "Saya mengisi secara reguler program memasak di salah satu stasiun televisi di sana," tutur Dennis.
Untuk menikmati menu-menu dari Negeri Kanguru ini, tiap pengunjung mesti merogoh kocek sebesar Rp 588 ribu untuk lima menu makan malam, minus pajak. Ada tambahan biaya Rp 200 ribu lagi jika pengunjung mau ditemani wine.
Penasaran? Tema menu ini cuma diadakan sehari semalam pada hari ini di Pacific Restaurant & Lounge.
Restoran itu memiliki konsep dining, yang terbagi dalam empat area, yaitu restoran, lounge, bar, dan private dining room. Restoran ini adalah kombinasi antara buffet dan panggang-panggangan. Tempat itu juga menawarkan sajian teh Inggris dan beberapa koleksi rokok.
Sumber : tempointeraktif
laguna, sushi tei, tamani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar