Staf Delimanjoo (tiga dari kanan) menerangkan jenis produk yang dijual di gerainya kepada konsumen. Toko kue asal Korea ini berhasil mencuri perhatian publik Jakarta berkat keunikan dan kelezatan produknya.
DENGAN bentuk unik dan rasanya yang khas, Delimanjoo kini sering dipilih menjadi buah tangan saat bepergian.Salah satu primadona baru di ranah kuliner. Delimanjoo merupakan kue asli buatan Korea.
Makanan ringan yang berisi krim vanila ini dicetak unik berbentuk jagung mini.Tidak ada alasan khusus mengapa kue ini dibuat seperti itu. Mungkin sang produsen,yaitu perusahaan asal Korea, Delice Co Ltd, melihat bentuk tersebut unik dan memikat mata. Di negara asalnya, kue mungil ini sudah menjadi camilan wajib penduduk. Outlet penjualnya sudah tersebar di seantero negeri.Gerainya juga mudah dijumpai di tempat-tempat umum seperti mal, supermarket,restoran,gedung perkantoran, coffee shop,bahkan terminal bus dan stasiun kereta api bawah tanah.
Ditilik dari asal katanya, Delimanjoo terdiri atas dua kata,yaitu ”delicious” yang berarti lezat dan ”manjoo” merujuk pada bahasa Korea untuk makanan tradisional China, yaitu dim sum. Sejak pertama kali diluncurkan pada 1998,kue dengan berat 0,4 ons per potong ini sudah menjadi buah bibir. Meneruskan kesuksesan di Negeri Ginseng, Delimanjoo lalu merambah ke seluruh negara di dunia. Tidak butuh waktu lama, saat ini outlet-nya sudah tersebar di 50 negara di seluruh dunia dengan total gerai mencapai lebih dari 3.000 buah.”Penyebarannya memang cepat. Kini sudah ada di 50 negara,di antaranya Amerika Serikat, Iran, Vietnam,Malaysia,Filipina,Israel, Jepang, Rusia, Kanada, Taiwan, Inggris,termasuk Indonesia,”kata Rico Rusly, pemilik lisensi Delimanjoo di Indonesia.
Rico menuturkan,konsep gerai Delimanjoo memang hanya toko kue mungil yang dibangun di sebuah pusat keramaian.Karena itu, tidak disediakan tempat duduk bagi yang ingin menikmati delimanjoo. Kebanyakan para tamu membeli kue mungil ini sebagai hantaran atau oleh-oleh untuk dimakan bersama keluarga di rumah. ”Proses ke depannya memang tengah dibahas apakah perlu disediakan tempat duduk untuk yang mau makan di tempat.Itu planning ke depan, apakah akan diwujudkan? Itu masih dalam tahap pembicaraan intensif. Intinya, semua strategi saat ini sedang kami susun untuk memberi kepuasan kepada pengunjung,”kata Rico. Menurut Rico, pihaknya mulai membuka outletpertama Delimanjoo pada September 2009 di Mal Ciputra Jakarta.
Setelah itu, terus berkembang hingga delapan outlet di antaranya di Pluit Village, Plaza Senayan,Plaza Semanggi,Plaza Indonesia, Grand Indonesia, Mal Kelapa Gading,dan Puri Indah Mall. ”Untuk yang 5 gerai, itu milik kami sendiri.Sedangkan 3 yang lain kami jual dengan sistem franchise,” terang Rica. Dia juga menambahkan bahwa pembukaan outlet baru selalu membutuhkan waktu karena harus menyediakan infrastruktur, seperti memesan mesin pembuat kue di tiap gerai serta pemilihan tempat yang tepat. Memang saat ini, lanjut Rico, tempat penjualannya masih di seputaran DKI Jakarta.Namun, rencananya hingga akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun depan, gerai kue mini ini akan meluas hingga ke luar kota. Ditargetkan saat itu sudah dibangun 20 outlet Delimanjoo di seluruh Indonesia.
”Kita lihat saja progresnya bagaimana karena tiga tahun ke depan kami menargetkan sudah membuka 50 gerai Delimanjoo di seluruh Indonesia.Prospek bisnisnya saya rasa cerah karena banyak pengusaha yang berminat ketika kami tawarkan dengan sistem franchise,” sebut Rico. Rico menuturkan, lokasi outlet dipilih mal atau pusat perbelanjaan yang menyasar kalangan menengah hingga atas.Hal itu dikarenakan merek dagang panganan ini yang sudah termasuk international brand.Tidak heran, para pembeli lebih banyak datang dari keluarga berpenghasilan menengah, profesional, serta pebisnis. ”Tapi,terus terang kami belum bisa konfirmasi soal target market kami itu seperti apa, karena kami belum pernah mencoba menyasar di low market. Sebab, tidak mungkin kami startdari kalangan bawah baru ke atas. Pasti pengelola mal untuk kalangan atas tidak mau menerima kami,”ujarnya.
Rico mengemukakan, sampai saat ini respon masyarakat Indonesia terhadap kehadiran camilan yang mirip kue pukis ini sungguh luar biasa. Banyak masyarakat penasaran dengan rasa dan bentuk kue ini. Para pembeli mengaku suka delimanjoo karena makanannya yang simpel dan tidak merepotkan. ”Beda dengan donat yang sebenarnya simpel juga, tapi cara makannya selalu belepotan.Ini tentu saja merepotkan pembeli. Sementara kalau delimanjoo mudah karena tinggal comot dan makan,” tutur Rico. Karena itu pula, lanjut Rico, pihaknya berani memboyong kue ini dari Korea ke Tanah Air.Apalagi mengingat sifat masyarakat Indonesia yang selalu antusias dengan hal-hal baru,terutama di dunia kuliner. Apa saja makanan atau kue yang menjadi omongan di negara lain,pasti selalu diburu.
Delimanjoo juga berbeda karena proses pembuatannya tergolong unik. Ada cetakan tertutup berbentuk jagung mini.Lalu,adonan dituang ke dalam cetakan.Tunggu beberapa saat, lalu kue diisi krim.Kemudian tuang adonan lagi ke mesin besar.Cetakannya sendiri terbuat dari bahan kuningan panas sehingga adonan cepat matang. Tidak lama berselang, 24 potong kue sudah memenuhi dus dan siap dinikmati.Memang pembuatannya tergolong simpel,namun bisa jadi hiburan tersendiri karena pembeli dapat melihatnya secara langsung di depan mata. Ini menjadi pemandangan tidak biasa karena produsen kuliner lain menjual produk kuenya dalam bentuk sudah jadi. ”Anak-anak suka pas melihat mesinnya bergerak sendiri.Jarang ada toko kue yang memperlihatkan proses pembuatan kuenya langsung di hadapan pembeli.
Ini jadi atraksi menarik bagi mereka,” imbuh Rico. Selain sebagai teman minum teh di kala senggang, delimanjoo juga sering digunakan sebagai penyemarak saat pesta, arisan, ataupun meeting di kantor. Jenisnya yang mirip kue basah menjadikan camilan sehat ini banyak dipesan saat kegiatan akbar berlangsung. Acara pun semakin meriah dan bersemangat berkat hadirnya kue mungil ini.(rendra hanggara - Harian Seputar Indonesia)
* openrice.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar