TERGODA dengan kabar tentang serunya teppanyaki, kami pun beranjak ke Katsura Restaurant di Plaza Senayan, Jakarta. Menelusuri lorong temaram nan tenang, kami dibawa ke teppanyaki corner. Ada meja besar dengan lempengan besi lebar untuk memasak dan sepuluh kursi.
Maka, pertunjukkan pun dimulai. Tatsuya Sakamoto, sang chef kepala di restoran Jepang bergaya fine dining ini pun mulai beraksi. Kompor di bawah lempengan besi dinyalakan, para asisten menyiapkan bahan, bumbu-bumbu dan minyak wijen untuk memasak. Tutup panci dengan rupa mirip panci pun disiapkan.
"Lebih dari sekedar ritual makan. Ini seperti pertunjukan masak yang komunikatif. Kita bisa ngobrol santai dengan chefnya," ujar Willy Anthony, sang Marketing and public relation.
Dalam bahasa Jepang, teppanyaki diartikan cara masak yang menggunakan lempeng besi. Teppan berarti lempengan besi, sementara yaki berarti memanggang. Menunya bisa beragam menggunakan daging sapi, ayam, atau seafood.
Uniknya, kata Willy, pada masa lalu, ketika negeri matahari terbit itu dilanda perang, gaya masak yang kini identik dengan restoran Jepang premium ini justru ditemukan para serdadu. Mereka kesulitan menemukan alat masak sehingga lempeng besi pun dijadikan pengganti wajan.
Untuk makanan pembuka, Sakamoto meramu Foie Gras, hati angsa yang disajikan dalam mangkuk kecil berwarna merah. Isinya ada hati angsa yang berpadu dengan iwanari sauce dan olive oil.
Hati angsa lebih populer di restoran Prancis premium. Tak menyangka, di Jepang pun hati angsa disajikan tak kalah menarik.
"Sudah lama makanan Jepang pakai hati angsa, tapi tak banyak orang yang tahu," ujar Sakamoto yang asli kelahiran negeri ini telah 16 tahun menjadi chef.
Ia mempu berbahasa Indonesia dengan lancar, tentunya dengan logat Jepang yang kental. Ia lancar berbincang sembari menuangkan minyak zaitun, meletakkan potongan hati angsa dengan hati-hati lalu membumbuinya.
Dari gigitan pertama, hati angsa yang disajikan sebagai menu pembangkit selera ini terasa gurih. Teksturnya lembut di lidah. Jangan samakan dengan hati ayam atau sapi. Hati angsa lebih terasa sebagai daging yang super lembut.
Iwanari sauce yang dihadirkan pun tak kalah menggoda. Saus yang berwarna kuning ini teksturnya lebih lunak dari kembang tahu. Rasa gurihnya berasal dari rumput laut. Iwanari sauce yang berpadu dengan hati angsa ini cukup membuat kita tergugah untuk menanti makanan berikutnya.
Di sesi main course, Sakamoto mengeluarkan daging sapi yang disebut daging Kobe. Sesuai namanya daging ini berasal dari daerah Kobe di Jepang. Daging yang lunak dan lemak yang tersebar merata, membuat daging Kobe jadi salah satu daging termahal di dunia.
Konon, sapi-sapi Kobe punya perlakuan khusus. Misalnya diberi makan dengan rumput hijau asli, dipijat, diberi sake, diajak ngobrol, hingga diperdengarkan musik klasik. Hal ini dimaksudkan untuk membuat dagingnya lebih enak dan sapi menjadi rileks.
Oleh Sakamoto, daging bagian punggung itu lalu digoreng hati-hati. Sebagian dipotong kecil-kecil dan dipanggang hingga garing. Sebagian lagi dipotong dadu. Ia memberi pilihan tingkat kemetangan. Tak mau berspekulasi, kami memilih well done. Setelah itu, Sakamoto menatanya dengan teliti pada piring yang sudah di garnish.
Makanan utama ini disebut Katsura Sirloin. Penyajiannya lengkap bersama potongan tomat dan aneka bumbu. Sebagai daging yang berkualitas dunia, Kobe memang jempolan. Dagingnya lembut dan juicy. Lemak daging yang merata ditiap serat membuatnya terasa gurih memikat.
Menemani santapan, ada tiga saus yang bisa dipilih, yaitu Chili Sauce, Fonzu Sauce dan Soyu Sauce. Rasanya bervariasi dari manis-pedas hingga asin yang amat sangat. Variasi saus ini didampingi juga oleh parutan lobak.Namun, jika anda ingin menikmati rasa daging yang lebih murni, suapan tanpa saus pun dijamin top!
Sasaran berikutnya adalah sushi! California Maki, gulungan nasi yang membalut alpokat, timun, telur dan daging salmon ditabruri telur ikan kuning nan meriah, bisa disandingkan dengan sajian serupa di resto sushi lainnya.
Patut anda coba, unagi crispy. Belut Jepang, mahluk air yang jadi favorit orang Jepang ini ditata diatas gulungan nasi. Di tengahnya, anda akan menemukan remahan tempura nan renyah.
Jika Anda ingin mengeksplorasi macam-macam mahluk laut lainnya, pesanlah mix sushi. Di piring saji, terhidang tuna, salmon, udang, octopus dan tiram yang membalut gulungan sushi. Cantik dan tentunya enak.
Di akhir pertemuan, sembari menghirup Eskimo Flip yang didominasi perasan lemon yang segar dan Vita Punch yang rasa legit dari strawberry berpadu orange, kami Sakamoto berujar, pelanggan Katsura separuhnya adalah ekspatriat Jepang. Mereka bisa berkunjung hingga lebih dari empat kali sepekan.
"Mungkin, bedanya kalau di Jepang, kebanyakan restoran hanya menyajikan satu jenis masakan specialitynya masing-masing, apakah tempura, shabu-shabu, sushi atau teppanyaki. Karena sebelum mereka makan, mereka pikir-pikir dulu, mau makan apa, baru ambil keputusan," kata Sakamoto. Waduh, makan saja mereka berpikr ya!
* mediaindonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar