Di kafe yang terletak di lantai dua ini memang penuh dengan nuansa Jawa. Karena selain interior ruangan, Anda juga bisa memilih aneka suvenir tradisional Jawa.
Pengelola menyediakan dua pilihan tempat duduk. Beberapa perangkat meja-kursi bulat khas Jawa menjadi pilihan pertama. Bila duduk di sini, Anda bisa merasa seolah menjadi tamu keraton.
Pilihan kedua lebih dinamis. Di sebuah sudut, tersedia kursi tinggi laiknya kursi di meja bar. Terlihat pula sebuah dinding kaca besar yang memisahkan ruang kafe dan dapur.
Secara kebetulan juga, lokasi lantai dua di Pasaraya ini adalah lokasi khusus batik. Jadi jika belum puas berbelanja batik, tak ada salahnya Anda juga melihat berbagai koleksi Kafe Batik. Pasalnya, beragam ornamen yang ada di kafe ini juga dijual.
Selain bersantai, pengunjung bisa menikmati beragam sajian menu khas Kafe Batik. Menu yang tersedia di kafe ini merupakan perpaduan antara masakan Melayu dan Eropa.
Salah satu contohnya adalah Mie Goreng Mamak. Masakan yang namanya terdengar unik ini merupakan mie goreng khas negeri Jiran yang dipadukan dengan gaya tradisional Indonesia.
"Kami mengandalkan kecap hitam plus bumbu khas Kafe Batik," kata Ruli Oktavianto, Manager Kafe Batik.
Selain itu, ada pula Spageti Tek-tek yang merupakan perpaduan antara racikan menu Indonesia dan Eropa. Karena, spagheti ini ditumis terlebih dulu bersama bumbu sebelum disajikan.
Selain makanan, Kafe Batik juga mengandalkan es campur. Hanya saja, penampilan es campur sajian kafeini tak banyak berbeda dengan es campur lain. Isinya terdiri dari alpukat, kolangkaling, nangka, dan aneka buah lainnya.
“Yang beda rasanya, karena kami memakai sirup asli dari Italia,” jelas Ruli.
Meski terletak di pusat area belanja, harga makanan dan minuman di Kafe Batik tidak mahal. Harga makanan berkisar Rp20.000-Rp50.000/menu. Sementara, harga minuman mulai Rp19.000 sampai Rp25.000
Sumber : inilah
Lihat juga :
Marzano
Loewy
Table8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar